BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan
semangat, dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota
untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan
pemimpin. Kekuatan dan keunggulan sifat-sifat pemimpin itu pada akhirnya
merupakan perangsang psikososial yang bisa memunculkan reaksi-reaksi bawahan
secara kolektif.
Selanjutnya akan dimunculkan kepatuhan, loyalitas, kerjasama, dan respek dari
para anggota kelompok kepada pemimpinnya.
Kepemimpinan,
bagi seorang kewirausahan, adalah modal yang sama pentingnya dengan kepercayaan
dan kreativitas. Kreativitas yang tinggi membuat anda inovatif dan adaptif,
kaya dengan pembaharuan dan tidak mudah dihambat oleh kejadian-kejadian dari
luar. Kepemimpinan menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah
usaha yang efiktif, yang berpengaruh luas dan hidup.
Sebelum usaha
yang dibangun tanpa kepemimpinan yang kuat hanya akan menjadi usaha kecil yang
stagnant (tidak berkembang). Anda hanya mampu memimpin sedikit orang dari usaha
kecil dan tidak ada pertumbuhan usaha. Tanpa kepemimpinan, tidak ada orang
hebat yang bekerja pada anda karyawan anda tidak betah bekerja sama dengan
anda, dan pengetahuan atau pengalaman yang sudah anda tanam, hilang bersama
kepindahan mereka. Tanpa kepemimpinan, tidak ada visi besar yang dapat dibangun
menjadi sebuah usaha besar. Hanya orang-orang yang tak bisa ke mana-mana yang
bertahan bekerja pada Anda.
Sebaliknya,
kepemimpinanlah yang akan membentuk usaha Anda menjadi besar dan banyak orang
yang mau bekerja dengan Anda. Kepemimpinan dibentuk bertahap, sejalan dengan
tumbuhnya usaha. Dari kombinasi pengetahuan, pengalaman, keterampilan, cara
mengarahkan, dan penerimaan.
Dalam suatu
organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung
kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan. Banyak ahli yang mencoba untuk
mendefinisikan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan
mengarahkan orang denan cara kepatuhan, kepercayaan, hormat, dan kerja sama
yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama (Timpe, 2002:181). Hughesc dalam
Ria (2009:11) menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama yakni
pemimpin, pengikut, dan situasi. Fenomena mengenai kepemimpinan ini diyakini
memiliki pengaruh terhadap produktifitas dan kohefisitas kelompok (Bass dalam
Ria, 2009:11).
Keberhasilan
atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur bagaimana memberdayakan
bawahannya tapi uga kemampuannya menjalankan atau melaksanakan kebijakan
perusahaan melalui cara atau gaya kepemimpinannya. Pola atau gaya kepemimpinan
sangat tergantung pada karakteristik individu pemimpin menghadapi bawahan
berdasarkan fungsinya sebagai atasan.
Tidak ada gaya
kepemimpinan yang paling baik, karena gaya kepemimpinan haruslah fleksibel dan
harus disesuaikan dengan perilaku, sistem nilai yang dianut bawahan, situasi
lingkungan, kematangan dan situasi bawahan. Seorang pemimpin yang berhasil dan
efektif bila dapat melakukan gaya kepemimpinan yang tepat pada situasi yang
tepat. Terdapat kriteria perilaku kepemimpinan yang dapat menentukan gaya
kepemimpinan pengusaha adalah: (1) gaya kepemimpinan diktator, (2) gaya
kepemimpinan partisipasi, (3) gaya kepemimpinan delegasi, (4) gaya kepemimpinan
konsiderasi.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah Pentingnya
Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
?
2. Bagaimanakah Prinsip
Kepemimpinan Kewirausahaan ?
3. Bagaimanakah Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan
Kewirausahaan ?
4. Apakah Keterampilan yang Harus
Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin dalam Dunia Wirausaha ?
5. Bagaimanakah Keefektifan
Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
?
6. Bagaimanakah Tantangan dan
Hambatan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
?
7. Bagaimanakah Langkah-Langkah
Pengambilan Keputusan ?
8.
Bagaimanakah Perbedaan
Pemimpin dengan Manajer ?
9. Bagaimanakah Kepemimpinan
dalam Organisasi Sektor Publik ?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui Pentingnya
Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
2. Untuk mengetahui Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
3. Untuk mengetahui Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan
dan Kewirausahaan
4. Untuk mengetahui Keterampilan yang Harus dimiliki oleh
Seorang pemimpin dalm Dunia Wirausaha
5. Untuk mengetahui Keefektifan Kepemimpinan dalam
Kewirausahaan
6. Untuk mengetahui Tantangan dan hambatan kepemimpinan
dalam Kewirausahaan
7. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Pengambilan keputusan
8. Untuk mengetahui Perbedaan Pemimpin dengan Manajer
9. Untuk mengetahui Kepemimpinan
dalam Organisasi Sektor Publik
1.4
Manfaat
Adapun
manfaat penulisan makalah ini
adalah:
1. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan
tentang kepemimpinan dan kewirausahaan
2. Agar mahasiswa dapat menerapkan sikap kepemimpinan
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2
Pengertian Kepemimpinan
Menurut
Ordway Tead, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu bekerjasama mencapai
tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan menurut George R. Terry, Kepemimpinan
merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu mencapai
tujuan kelompok. Jadi kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang
lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah
tertentu. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan
yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang
berkesinambungan dari perusahaan.
2.2
Pengertian Kewirausahaan
Menurut Paul H.
wilken, kewirausahaan adalah “Fenomena yang terputus-putus, muncul untuk
mengawali perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul
lagi untuk mengawali perubahan yang lain. Richard Cantillon
(1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.
Kewirausahaan (Entrepreneurship)
adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu
usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan
dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produkk barang atau
jasa.
2.3
Jenis-Jenis Kepemimpinan
·
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan yang transformasional
merupakan pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikutnya menuju sasaran
yang ditetapkan dengan memperjelas peran atau persyaratan tugas dan mampu
menumbuhkan dampak yang dalam pada para pengikutnya.
·
Kepemimpinan Karismatik-
visioner
Karakteristik pemimpin karismatik yaitu
: 1) mempunyai visi; 2) mampu menyampaikan visi tersebut dengan jelas dan mudah
dipahami; 3) berani menambil resiko untuk mencapai visi itu; 4) sensitif
terhadap kendala lingkungan dan kebutuhan pengikutnya; 5) menunjukkan perilaku
diluar kebiasaan.
Sedangkan karakteristik pemimpin
visioner yaitu : Memiliki kemampuan dalam menjelaskan visinya kepada orang lain
melalui pidato- pidato yang memukau dan memancing orang untuk bergabung.;
Memiliki kemampuan mengungkapkan visi;
Memiliki kemampuan untuk memperluas dan menerapkan visi dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda.
·
Kepemimpinan Tim
Kepemimpinan
Tim dapat dibagi ke dalam tiga peran, yaitu : Pemimpin Tim adalah penghubung
dengan pihak luar; Pemimpin Tim adalah penyelesai masalah; Pemimpin ini adalah
manajer konflik.
2.4
Karakteristik Kewirausahaan
M. Scarborough
dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang
meliputi :
·
Memiliki rasa tanggung
jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
·
Lebih memilih risiko
yang moderat.
·
Percaya akan kemampuan
dirinya untuk berhasil.
·
Selalu menghendaki
umpan balik yang segera.
·
Berorientasi ke masa
depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
·
Memiliki semangat kerja
dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
·
Memiliki ketrampilan
dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
·
Selalu menilai prestasi
dengan uang.
2.5 Tipe Kepemimpinan Berwirausaha
Dalam memimpin,
seorang pemimpin memiliki tipe dan cirri khas yang berbeda-beda. Dibawah ini
merupakan tipe-tipe kepemimpinan menurut kartini kartono (1983) adalah sebagai
berikut:
·
Tipe Kharismatik:
Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik luar biasa
yang diikuti oleh para pengikutnya.
·
Tipe peternalistis dan
maternalistis; Tipe pemimpin ini bersikap melindungi bawahan sebagai
seorang bapak atau sebagai ibu yang penuh kasih sayang.
·
Tipe militeris: Tipe
pemimpin ini banyak menggunakan system pemerintah, system komando, dari atasan
kebawahan sifatnya keras, sangat otoriterm, menghendaki bawahan agar selalu
patuh, penuh acara formalitas.
·
Tipe otokratis: Tipe
pemimpin ini berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus
dipatuhi. Pemimpin ini selalu berperan sebagai pemain tunggal, dan kekuasaan
yang bersifat absolut.
·
Tipe Laissez faire:
Tipe pemimpin ini membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri, semua pekerjaan
dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpin hanya merupakan symbol yang
tidak memiliki ketrampilan.
·
Tipe populistis: Tipe
pemimpin ini mampu menjadi pemimpin rakyat . dia berpegang pada nilai-nilai
masyarakat tradisional.
·
Tipe Administratif:
Pemimpin tipe ini merupakan pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul perkembangan teknis,
manajemen modern dan perkembangan sosial.
·
Tipe Demokratis: Tipe
pemimpin ini berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada
pengikutnya. Tipe pemimpin ini juga menekankan pada rasa tanggung jawab dan
kerjasama yang baik antar karyawan.
2.6 Teori Kepemimpinan
Memahami
teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya
tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
·
Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari
pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali
di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
·
Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan
kearah 2 hal.: Pertama
yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan
seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat
dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang
baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi
kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
·
Teori Kewibawaan
Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
·
Teori
Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa
yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
·
Teori Kelompok
Agar tujuan
kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat
diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya
kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi
kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu
didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan
dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis
maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti
dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan
kerugian manusiawi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pentingnya Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
Kepemimpinan adalah
proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu.
Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara
tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan
pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan
berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang
meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan. Para
wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan gaya
kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam
memajukan perusahaannya.
Kepemimpinan
dibutuhkan dalam Kewirausahaan agar pelaksanaan dalam berwirausaha dapat
terorganisir dengan baik. Karena hakikatnya kepemimpinan
merupakan
proses
mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu,
sehingga dengan adanya kepemimpinan suatu usaha akan terorganisir dan mencapai
tujuan.Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung
jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.
Pemimpin
merupakan jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan
vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab
tindakan yang dilakukan oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan
lain-lain. Sehingga pemimpin menentukan tumbuh dan berkembangnya sebuah
organisasi, ke arah mana jalannya sebuah organsasi tersebut. Bila dalam
mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi kekacauan dan
kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang mengakibatkan kebangkrutan. Sehingga
pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha.
3.2 Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
Menguasai
sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu proses yang
menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga komponen,yaitu pengembangan pribadi
individu, efektifitas kerja sama tim dan perubahaan organisasi. Keseluruhan
butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari
setiap individu, tim dan organisasi, ingat bahwa kepemimpinan wirausaha adalah
menanamkan keyakinan untuk berpikir, berprilaku dan bertindak dengan cara
wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan
organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang
terlibat. Berikut ini 10 prinsip dan pelaksanaan atau
sikap-sikap pemimpin yang mengajarkan dan
menumbuhkan prinsip kegiatan yang akan mengembangkan atribut kepemimpinan
wirausaha kepada seluruh organisasi.
·
Purposeful (memiliki
tujuan yang jelas untuk dicapai)
Memiliki tujuan
yang jelas berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan
keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya
merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.
·
Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang
sebenarnya membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami tanggung jawab
terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan merupakan hal bernilai. Menanamkan
akuntabilitas yang sebenarnya pada diri orang lain membutuhkan pujian dan
evaluasi kinerja yang teratur. kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih
mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggungjawab yang kita
harapkan dari orang lain.
·
Integritas (nilai yang
sejati)
Kualitas yang tidak dapat diabaikan
adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan
penghargaan pada orang lain. Serta memahami apa yang benar untuk dilakukan dan
secara nyata mengerjakannya berarti memilki integritas.
·
Nonconformity
(ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka
dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-menerus memborbadir individu dengan maksud
bahwa mereka dapat diizinkan untuk mendaki dari tangga penerimaan untuk sukses,
datang dari semua sisi, hanya berbeda sedikit dari generasi ke genarasi.
·
Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap
pendirian dan keberanian untuk menjadi diri
sendiri dan mengikuti jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik
merupakan kekuatan sejati yang berkembang secara alami.
·
Intuitive (keputusan
yang sebenarnya)
Keputusan yang
sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan.
Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam
bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.
·
Patience (kesabaran)
Sabar terhadap
sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian, hanya sedikit
ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam membangun maupun
mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan pembalasan keadilan dari
relasi dengan relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda kerjakan dan
memiliki kepastian bahwa segala sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan
ditempat yang tepat.
·
Listen (mendengarkan)
Mendengarkan
merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area utama, namun
jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu area pertama berkaitan
dengan siapa saja memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan. Area kedua
adalah siapa saja yang terlibat dalam suatu posisi tanggungjawab seharusnya
selalu memiliki kemauan untuk mendengarkan ide dan pemikiran kolega –koleganya.
Area ketiga berkaitan dengan mendengarkan menggunakan suatu cara hingga
meyadari pada kenyataan dipasaran.
·
Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan
anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada seseorang yang pesimis
sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda dengan yang lain. Namun,
kita akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang
mereka kerjakan dan keyakinan mereka menular kepada yang lain.
·
Service (layanan)
Layanan produk
atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya keberhasilan itu dapat
bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan
yang maksimal melalui kesempatan /peluang.
3.3
Kriteria
Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan
Keberhasilan
pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas pelaksanaan
tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua
tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang
berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai
tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin
yang gagal.
Ada beberapa
indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpinan
dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:
·
Pengelolaan SDM,
alam, dana, sarana dan waktu semakin ekonomis dan efesien.
·
Struktur
organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semua
bagian.
·
Target dan
sasaran sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
·
Organisasi cepat dan tepat dapat adaptasi
terhadap perkembangan dan perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi
dan kondisi sosial politik dan ekonomis).
·
Semakin
meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human
sifatnya, antara lain berupa.
·
Ada disiplin
kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam
organisasi.
·
Terdapat suasana
saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
·
Komunikasi forma
dan informal yang lancar dan akrab.
·
Ada kegairahan
kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
·
Tidak banyak
terdapat penyelewengan dalam organisasi.
·
Ada
jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.
3.4
Keterampilan yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin dalam Dunia Wirausaha :
·
Keterampilan konseptual
Conceptual
skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manajer
untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara
bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan, menganalisa dan
menginterpretasikan yang diterima dari bermacam-macam sumber.
·
Keterampilan
kemanusiaan ( Human Skills)
Human skills
adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang lain, baik
sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar
dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian
tujuan.
·
Keterampilan
administrative
Administrative
skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, kepegawaian dan pengawasan. Keterampilan ini
mencakup kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan prosedur, mengelola dengan
anggaran terbatas dan sebagainya. Keterampilan administrative ini adalah suatu
perluasan dari keterampilan konsepsual. Manajer melaksanakan
keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan administrative dan
kemanusiaan.
·
Keterampilan teknik
Technical skills
adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosesudr atau
teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi,
penjualan atau pemesinan dan sebagainya.
3.5
Keefektifan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
Dari berbagai
teori kepemimpinan, maka bagi kewirausahaan yang ingin memiliki kepemimpinan
yang efektif, dia harus memperhatikan hal-hal sebagi berikut :
·
Ciptakan tatanan nilai
dan keyakinan untuk para karyawan dan buatlah agar mereka bergairah
mengejarnya.
·
Hargai dan dukung
hal-hal positif yang dicapai para karyawan.
·
Berikan contoh.
·
Fokuskan upaya para
karyawan terhadap tujuan yang menantang dan terus arahkan mereka pada tujuan
tersebut.
·
Sediakan sumber daya
yang dibutuhkan karyawan untuk mencapai tujuan.
·
Berkomunikasilah dengan
para karyawan
·
Hargai keragaman para
pekerja
·
Rayakan setiap keberhasilan
bersama para pekerja
·
Doronglah kreatifitas
antara para pekerja
·
Pertahankan selera
humor
·
Tataplah terus masa
depan.
3.6
Tantangan dan Hambatan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
·
Ketidakmampuan
Manajemen. Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya
pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan
masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa
kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
·
Kurang
Pengalaman. Idealnya, calon wirausahawan harus
memiliki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai
pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan
memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis
menjadi keseluruhan yang sinergis.
·
Lemahnya
Kendali Keuangan. Dalam hal ini ada dua kelemahan
mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam
kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan
pada awal bisnis dengan hanya “modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal.
Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang yang
dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha
dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak
akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang
untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual
secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk
mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan
penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan
penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat
menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
·
Gagal
Mengembangkan Perencanaan Strategis. Terlalu banyak
wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka
mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun,
kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan
ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu
strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar
yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di
pasar.
·
Pertumbuhan
Tak Terkendali. Pertumbuhan merupakan sesuatu
yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan
haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan
bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan
terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan
meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba
ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis
mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.
·
Lokasi
yang buruk. Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi
yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu.
Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan
perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada
tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan
bisnis tersebut terancam gagal.
·
Pengendalian
Persediaan yang Tidak Baik. Umumnya, investasi
terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan,
namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang
paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan
mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan
pelanggan kecewa dan pergi.
·
Ketidakmampuan
Membuat Transisi Kewirausahaan. Berhasil melewati
“tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah
berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar
drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan
berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan
mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan
pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak
wirausahwan.
3.7
Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Tiga faktor
utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku kepemimpinan
mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah : Kekuatan dalam diri
wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan kekuatan dalam situasi kepemimpinan.
Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang
terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Kelima macam langkah dalam
pengambilan keputusan adalah:
·
Mengidentifikasi dan
merumuskan problem yang dihadapi.
·
Mengupayakan dan mengevaluasi solusi-solusi
yang mungkin dapat diterapkan.
·
Memilih sebuah
pemecahan (solusi) yang diinferensi.
·
Menerapkan solusi
tersebut.
·
Mengevaluasi
hasil-hasil yang dicapai
Langkah pertama berupa menemukan dan
merumuskan problem yang bersangkutan, merupakan suatu tahapan pengumpulan
informasi, pemrosesan informasi dan pertimbangan-pertimbangan. Setelah masalah
selesai dirumuskan, maka pada tahap berikutnya orang dapat merumuskan sebuah
atau beberapa buah solusi potensial. Pada tahap ini orang mengumpulkan lebih
banyak informasi, kemudian data dianalisis, dan pro serta kontra berbagai
pilihan tindakan diidentifikasi. Selanjutnya, pada langkah ketiga telah diambil
sebuah keputusan, guna memilih rangkaian tindakan tertentu. Bagaimana cara hal
tersebut dilakukan dan oleh siapa, perlu diselesaikan secara berhasil pada
masing-masing situasi problem.
Setelah
mengetahui yang dipreferensi, maka perlu disusun rencana-rencana kegiatan yang
tepat dan kemudian mengimplementasi mereka secara lengkap. Inilah tahapan
dimana penentuan arah dipastikan dan dimulai rangkaian tindakan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah. Terakhir adalah eveluasi,
proses pengambilan keputusan tidaklah lengkap, sampai hasil-hasil dievaluasi.
Seandainya hasil-hasil yang diinginkan tidak dicapai, maka proses yang
bersangkutan harus diulangi, guna memungkinkan adanya tindakan-tindakan
korektif.
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan oleh seorang pemimpin,
diantaranya:
·
Kekuatan dari diri
wirausahawan
Wirausahawan
harus memiliki kekuatan dari dalam diri sendiri, nilai-nilai wirausahawan
seperti efisiensi organisasional bagi wirausaha,pertumbuhan pribadi,
pertumbuhan bawahan dan laba perusahaan. Pertumbuhan bawahan dinilai sangat
baik karena dari situ wirausahawan memiliki pengalaman dan dapat membuat
keputusan dari pengalaman tersebut. Derajat kepercayaan wirausahawan pada
bawahan dapat membuat keputusan secara demokratis, kekuatan pemimpin itu sendiri
juga menentukan karena dalam membuat keputusan dibutuh kpercayaan diri dalam
menentukan keputusan tersebut.
·
Kekuatan pada bawahan
Seorang
pemimpin harus mengerti kemampuan bawahan yang mempengaruhi kebijakannya dalam
mengambil keputusan, harus mengingat bahwa setiap bawahan memiliki perbedaan
karakter dan juga kemampuan, untuk itu seorang pemimpin harus jeli dalam
mengambil keputusan.
·
Kekuatan pada situasi
atau keadaan
Kuatan ini
melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemimpin bekerja. Fungsi oraginasi
kelompok kerja dan geografis menjasi penting dalam membuat keputusan.
Efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja bersama untuk tujuan ini seorang
wirausahawan harus mengevaluasi isu-isu pengalaman kelompok dalam kerjasama dan
derajat yang dimiliki para anggota kelompok dalam kemampuan mereka di dalam
memecahkan masalah sebagai suatu kelompok. Sebagai aturan umum sorang
wirausahawan hendaknya hanya memberikan tanggung jawab perbuat keputusan kepada
kelompoknya yang efektif. Kekuatan mempengaruhi agar bawahan dapat bekerjasama.
3.8 Perbedaan
Pemimpin dengan Manajer
Memimpin
tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wirasahawan adalah
seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wirausahawan, memimpin dan
mengelola bukanlah merupakan aktifitas yang identik. Kepemimpinan adalah bagian
dari manajemen. Pengelolaan (manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan
memimpin dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan
terutama ditekabkan pada isu perilaku. Pemimpin yang tidak bisa mengelola (to manage)
akan gagal dalam kepemimpinannya, sementara manajer yang tidak bisa memimpin (to
lead) akan gagal dalam aktivitas manajerialnya. Namun
sesungguhnya pemimpin (leader) dan manajer merupakan dua konsep yang
berbeda dan terdapat perbedaan diantara keduanya.
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang
mempunyai sifat-sifat kepemimpinan personality atau authority(berwibawa). Ia
disegani dan berwibawa terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan
kemampuan serta didukung perilakunnya yang baik. Pemimpin (leader)
dapat memimpin organisasi formal maupun informal, dan menjadi panutan bagi
bawahan (pengikut)nya. Biasanya tipe kepemimpinannya adalah “partisipatif
leader” dan falsafah kepemimpinannya adalah “pimpinan untuk bawahan”.
Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang
dalam praktek kepemimpinannya hanya berdasarkan “kekuasaan atau authority formalnya”
saja. Bawahan atau karyawan atau staf menuruti
perintah-perintahnya karena takut dikenakan hukuman oleh manajer
tersebut. Manajer biasanya hanya dapat memimpin organisasi formal
saja dan tipe kepemimpinannya ialah “autocratis leader” dengan
falsafahnya ialah bahwa “bawahan adalah untuk pemimpin”.
Manajer
|
Pemimpin
|
·
Mengelola
·
Dapat di cetak
·
Memelihara
·
Memfokuskan pada sistem dan struktur
·
Mengandalkan kontrol
·
Berorientasi jangka pendek
·
Bertanya bagaimana dan kapan
·
Berorientasi pada hasil
·
Meniru
·
Menerima status quo
·
Seperti tentara yang siap selalu diperintah
·
Melakukan dengan benar
|
·
Berinovasi
·
Tidak dapat di cetak
·
Mengembangkan
·
Memfokuskan pada orang-orang (bawahan)
·
Menumbuhkan kepercayaan
·
Memiliki perspektif jangka panjang
·
Bertanya apa dan mengapa
·
Berorientasi pada peluang-peluang masa depan
·
Menciptakan
·
Menentang status quo
·
Adalah dirinya sendiri
·
Melakukan hal yang benar
|
Lebih spesifik, perbedaan pemimpin (leader) dan
manajer dapat dilihat dari tiga hal yang selalu berkaitan dengannya, yaitu:
sumber kekuasaan yang diperoleh, bawahan, dan lingkungan kerja.
Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh, seorang manajer
dipilih melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris atau direktur)
dengan dasar yuridis yang dimiliki. Artinya seseorang dapat menjadi
manajer jika mempunyai dasar yuridis yaitu adanya surat keputusan atau surat
pengangkatan. Sedangkan pemimpin (leader) kekuasaan yang
dimiliki berdasarkan kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.
Berkaitan dengan bawahan, manajer memiliki bawahan yang
biasanya disebut sebagai staf atau karyawan yang memiliki
posisi formal dalam struktur hierarki organisasi. Bawahan atau
karyawan menuruti perintah-perintahmya, karena takut dikenakan hukuman oleh
manajer. Sedangkan Pemimpin (leader) memiliki bawahan
yang biasanya disebut sebagai pengikut. Bawahan atau pengikut
menjalankan perintah dari pimpinan (leader) atas dasar kewibawaan
pemimpin terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta
perlakuannya yang baik.
Adapun dari segi lingkungan kerja, manajer biasanya
hanya dapat memimpin pada lingkungan kerja organisasi formal saja dan
bertanggung jawab kepada atasannya. Sedangkan pemimpin (leader)
dapat memimpin lingkungan kerja organisasi baik formal maupun informal dan
bertanggung jawab kepada anak buahnya. Seorang pemimpin (leader)
merupakan bagian dari pengikut sedangkan manager merupakan bagian dari
organisasi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pimpinan (leader)
memiliki fungsi dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk
bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer
berkaitan dengan manajemen, yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan (planning),
pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing),
pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Dalam
menjalankan fungsinya, seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan
kekuasaan jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan mengikat dengan
dapat melakukan paksaan atau hukuman untuk mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang
pemimpin (leader) lebih menekankan pengaruh atau karisma yang
dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin.
Ia menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang
menginginkan bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman.
Pemimpin dan manajer merupakan salah satu intisari, sumber
daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu
organisasi ataupun perusahaan. Bagaimana kreativitas dan
dinamikanya seorang pemimpin atau manajer dalam menjalankan wewenangnya akan
sangat menentukan apakah tujuan organisasi atau perusahaan tersebut dapat
tercapai atau tidak. Hal yang perlu di tekankan adalah bahwa tidak
selamanya manajer buruk dan pemimpin adalah baik. Perlunya kombinasi
dan campuran yang tepat di antara keduanya, sangat dibutuhkan dalam organisasi,
pada berbagai tingkat jabatan yang berbeda-beda. Sehingga organisasi
yang tengah dijalani dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
3.9 Kepemimpinan
dalam Organisasi Sektor Publik
Mark Tucci (2008) menyebutkan beberapa karakteristik penting
kepemimpinan dalam sektor publik atau kepemerintahan.
·
Membangun kesatuan tujuan (building unity of purpose)
dengan cara berbagi visi (shared vision). Yaitu, melibatkan sekaligus
mendidik aparatur dan mempertegas hal-hal yang menjadi tanggung jawab pada
dirinya, sehingga tidak berkembang buruk dengan pola-pola mengambil manfaat
pribadi.
·
Melakukan klarifikasi arahan (clarifying direction)
berupa langkah-langkah strategis yang diturunkan dari visi dan pola-pola aksi
terukur. Ini penting supaya aparat memahami sasaran ideal yang ingin dicapai
dan rencana kerja detail yang menjadi bagian tugasnya. Inilah kesempatan
terbaik untuk menjabarkan visi menjadi kenyataan. Arahan dan penjabaran
sekaligus dapal dikembangkan dalam ukuran serta nilai-nilai Pancasila dan
Wawasan Kebangsaan.
·
Melakukan pergeseran dari pendekatan
transaksi menjadi transformasi, untuk menghindari fokus yang sempit dan hanya
berorientasi transaksi individual. Pergeseran dari transaksi menjadi
transformasi dapat terjadi apabila aparat memahami bahwa tugas sehari-hari
mereka merupakan bagian dari tujuan organisasi; mampu menghubungkan antara
program operasional, proyek dan isu secara jelas; serta paham atas kebutuhan
akan berbagai inovasi untuk berbagai solusi; mampu berkolaborasi, koordinasi,
dan mendukung tim kerja sehari-hari secara terus menerus meningkatkan proses
kerja.
Organisasi sektor publik merupakan organisasi
yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada
publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur
dengan hukum.
Dengan kata lain, organisasi sektor publik berorientasi pada penyediaan
pelayanan yang memadai bagi masyarakat bukannya mencari keuntungan. Penjelasan
tentang hubungan antara faktor kepemimpinan dan kualitas pelayanan publik
dikemukakan oleh Katz dan Kahn dalam Richard M. Steer (Tangkilisan, 2005),
dimana kualitas kepemimpinan dalam berbagai bentuk memperlihatkan perbedaan antara
organisasi yang mampu mencapai tujuan dan yang tidak. Dikatakan bahwa
kepemimpinan dapat mengisi beberapa fungsi penting yang diperlukan bagi
organisasi untuk mencapai tujuannya, seperti berikut ini :
§ Dalam fungsi mengisi kekosongan
akibat ketidaklengkapan atau ketidaksempurnaan desain organisasi. Ada banyak
hal dalam aktivitas organisasi publik yang tidak diatur dalam peraturan
perundangan sebagai dasar pembentukan organisasi publik. Karena itu tugas
pemimpin adalah mewakili organisasi publik dalam setiap kegiatan yang
menyangkut tugas dan fungsi pokok birokrasi publik. Tugas-tugas lain, baik
internal maupun eksternal, yang belum diatur dalam perundangan yang ada,
menjadi tanggung jawab pimpinan.
§ Membangun mempertahankan stabilitas
organisasi dalam lingkungan yang bergolak, dengan memungkinkan dilakukan
penyesuaian dan adaptasi yang segera pada kondisi lingkungannyang bergolak atau
yang sedang berubah. Dalam menindaklanjuti aktivitas layanan, sudah menjadi
tugas pimpinan dan para stafnya untuk melakukan persiapan diri jika mekanisme,
metode, dan teknik yang bersifat substansial maupun peraturan perundangan yang
melatarbelakanginya.
§ Membantu koordinasi internal dari unit-unit organisasi yang
berbeda-beda,
khususnya selama nasa pertumbuhan dan perubahan. Kepemimpinan dapat meredam
serta menjadi pemisah bagi kelompok-kelompok yang berkomflik dalam organisasi.
Tugas dan fungsi organisasi publik tidaklah ringan, karena keberhasilan layanan
sangat ditentukan oleh kualitas kerjanya. Inilah tugas berat dari organisasi
publik, karena itu dibutuhkan seorang pimpinan yang mampu mengatasi gejolak
atau konflik internal sehingga tidak mengganggu kinerja serta prestasi
organisasi publik.
§ Memainkan peranan dalam
mempertahankan susunan anggota yang stabil dengan cara pemenuhan kebutuhan
anggota secara memuaskan. Untuk mensukseskan organisasi publik dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, pimpinan dan stafnya perlu memikirkan
kesejahteraan karyawan, baik kebutuhan fisik, spritual, maupun
kepuasan-kepuasan lain yang menjadi ukuran karyawan sendiri. Jika kondisi ini
terpenuhi, tidaklah sukar bagi organisasi publik untuk mengemban tugas yang
diberikan kepadanya.
Dalam mewujudkan pelayanan prima, seorang pemimpin harus
berani melakukan perubahan. Karena itu diperlukan kepemimpinan transformasional
yaitu kepemimpinan yang mampu sebagai agen perubahan. Berbagai perubahan
mungkin mendapatkan tantangan dan hambatan, baik dari dalam maupun luar
organisasi namun seorang pemimpin transformasional harus berani menghadapi kompleksitas,
ambiguitas, dan ketidakpastian tersebut dengan menyiapkan strategi terbaik.
Perubahan-perubahan yang dapat dilakukan seorang pemimpin untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik, antara lain :
·
Memangkas berbagai birokrasi yang sudah tidak relevan.
·
Menerapkan contestability (membandingkan pelayanan yang
dilakukan unit organisasinya dengan organisasi lain untuk melihat efisiensi dan
efektivitasnya) bahkan mengembangkan kontrak dengan sektor swasta (jika hal ini
merupakan jalan terefektif dan terefisien yang harus ditempuh).
·
Menggunakan berbagai teknologi baru untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik.
·
Mengembangkan kebijakan publik yang berorien
tasi pada pelanggan (customer focus)
Dalam perspektif pelayanan publik, pemimpin harus mampu
membawa organisasi publik dalam memberikan pelayanan prima. Karena pada
hakekatnya dibentuknya organisasi publik adalah untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Tangkilisan (2005) mengatakan bahwa organisasi publik
dikatakan efektif apabila dalam realita pelaksanaannya birokrasi dapat
berfungsi melayani sesuai dengan kebutuhan masyarakat (client), artinya tidak
ada hambatan (sekat) yang terjadi dalam pelayanan tersebut, cepat dan tepat
dalam memerikan pelayanan, serta mampu memecahkan fenomena yang menonjol akibat
adanya perubahan sosial yang sangat cepat dari faktor eksternal. Efektivitas
organisasi publik tersebut merupakan produk dari sebuahsistem yang salah sistem
(unsur) adalah sumber daya manusia aparatur.
Terimakasih, materinya sangat lengkap.. tolong cantumin daftar pustaka nya dong kak
BalasHapusTerimakasih, tulisan Anda sangat bermanfaat
BalasHapusada daftar pustakanya gak min?
BalasHapusNYIMAK
BalasHapusInjin copas
BalasHapusAda daftar pustakanya gak min?
BalasHapusTERIMA KASIH
BalasHapusada daftar pustakanya gak ?
BalasHapus